Pemijahan adalah proses pengeluaran telur oleh induk betina dan sperma oleh induk jantan agar terjadi pembuahan. Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan pembenihan atau produksi benih setelah tahap pemeliharaan induk. Pemijahan secara alami adalah proses pemijahan yang mana pembenih tidak perlu bekerja lebih ekstra atau intensif. Cara ini disebut juga cara konvensional/tradisional. Waktu normal yang dibutuhkan pada tahap ini adalah 7 hari. Target atau tujuan dari kegiatan ini adalah menghasilkan telur menetas hingga minimal 80%.
Alat dan Bahan Pemijahan.
Dalam pemijahan ikan lele ini, peralatan yang perlu disiapkan adalah kolam pemijahan, kolam pemberokan, kakaban, serok atau seser besar, ember besar, Gelas Ukur, dan pompa air, paranet, jaring 1”. Sedangkan bahan-bahan yang perlu disiapkan adalah induk matang gonad, air dan kalium permanganat atau PK.
Alat Pemijahan
1. Kolam Pemijahan
Kolam pemijahan adalah wadah budidaya yang digunakan untuk proses pemijahan. Kolam ini dibuat dari terpal dengan kerangka kayu papan atau bahan lainnya. Kolam pemijahan dengan ukuran panjang 4-7 meter, lebar 1,3-2 meter, dan tinggi 0,5 meter cukup untuk 1 pasang induk (1 jantan 1 betina) dengan bobot masing-masing 1-2 kg. Untuk perbandingan 1 jantan 2 betina perlu kolam 2x lipatnya.
2. Kolam Pemberokan
Kolam pemberokan atau kolam karantina adalah wadah budidaya yang digunakan untuk pemberokan induk hasil seleksi. Ukuran kolam pemberokan sama dengan kolam pemeliharaan induk. Sebaiknya kolam pemberokan antara induk betina dan induk jantan berbeda. Jadi dibutuhkan kolam sebanyak 2 unit.
3. Kakaban
Kakaban berfungsi untuk merangsang induk untuk memijah dan sebagai substrat untuk meletakkan telur. Kakaban bisa berupa jaring hitam dengan ukuran panjang 2 meter dan lebar 1,2 meter. Jaring ini dapat dibeli di toko perikanan.
4. Serok Besar
Serok digunakan untuk menangkap induk dan memindahkan induk. Alat ini dapat dibeli di toko penyedia sarana perikanan.
5. Ember Besar
Ember digunakan sebagai wadah untuk mengecek induk dan bisa juga untuk memindahkan induk dari kolam satu ke kolam yang lainnya. Alat ini dapat dibeli di toko perkakas rumah tangga.
6. Gelas Ukur
Gelas ukur digunakan untuk kegiatan sterilisasi air kolam pemijahan induk. Atau bisa diganti dengan gayung mandi besar. Alat ini dapat dibeli di toko perkakas rumah tangga.
7. Paralon 2,5” Panjang 1,25 meter
Paralon ini digunakan untuk menyipon sisa-sisa sperma di permukaan air kolam pemijahan. Alat ini dapat dibeli di toko bangunan.
8. Pompa Air
Pompa air digunakan untuk memindahkan air dari kolam induk ke kolam pemberokan dan sebaliknya, pada saat penyeleksian induk maupun pemberokan induk. Pompa air bisa digunakan pompa celup atau pompa biasa. Alat ini dapat dibeli di toko bangunan.
9. Paranet
Paranet digunakan untuk mengurangi intensitas sinar matahari dan intensitas air hujan yang deras. Karena larva atau benih ukuran kecil masih rentan terhadap suhu terlalu tinggi atau terlalu rendah. Alat ini dapat dibeli di toko pertanian.
10. Jaring 1”
Jaring 1” digunakan untuk menutup kolam pemijahan, yang berfungsi untuk menghindari induk loncat keluar dari kolam. Kebutuhan jaring ini disesuaikan dengan luasan kolam pemijahan. Jaring dapat dibeli di toko perikanan.
Bahan Pemijahan
1. Induk Matang Gonad
Induk diperoleh dari kegiatan pemeliharaan induk melalui proses seleksi dan telah diberokkan selama 1-2 hari.
Induk betina lulus seleksi dicirikan sebagai berikut: perut membesar dan lembek, gerakan lambat dan jinak, alat kelamin bulat, membesar, dan berwarna kemerahan, warna tubuh secara umum merah kecoklatan, warna sirip cenderung kemerahan, bila perut diurut ke arah alat kelamin akan keluar telur.
Induk jantan lulus seleksi dicirikan sebagai berikut: tubuh gemuh ramping, gerakan lincah dan gesit, alat kelamin memanjang sampai sirip anus, runcing, ujung berwarna kemerahan, warna sirip cenderung kemerahan.
Selama pemberokan induk tidak diberi pakan. Pemberokan bertujuan untuk mengurangi kadar lemak yang menempel pada telur induk betina. Jika kandungan lemak sangat tinggi bisa mengurangi daya tetas telur.
2. Air (Media Budidaya)
Air harus tersedia cukup dan diperoleh dari sumber air yang tidak tercemar. Sebaiknya sebelum air dialirkan ke kolam pemijahan dilakukan pengendapan terlebih dahulu di kolam khusus (tandon). Persyaratan standar kualitas air adalah suhu 25-30 derajat C dan pH 6,5-8,5.
3. Kalium Permanganat atau PK
Kalium permanganat atau PK adalah digunakan untuk sterilisasi atau desinfektan media budidaya (air). PK dapat diperoleh atau dibeli dari toko obat atau apotik terdekat. PK berupa serbuk kristal berwarna keunguan. Alternatif bisa menggunakan methil blue (MB) yang dapat diperoleh atau dibeli dari toko ikan hias.
Prosedur Kerja
Hari Ke-1
Memasang pompa air di kolam pemeliharaan induk.
Menguras dan memindahkan air dari kolam pemeliharaan induk ke kolam pemberokan induk.
Menyeleksi induk dan memindahkan induk yang lulus seleksi dari kolam pemeliharaan induk ke kolam pemberokan indu, dan memberokkan induk selama 1-2 hari.
Memasang pompa air di kolam pemberokan induk.
Memindahkan air dari kolam pemberokan induk setengah dari volume air ke kolam pemeliharaan induk.
Menambahkan air baru ke kolam pemeliharaan induk seperti semula.
Memasang kakaban posisi di tengah-tengah kolam pemijahan induk.
Mengisi air kolam pemijahan induk setinggi kurang lebih 25 cm dari tandon.
Membuat larutan PK dengan perbandingan 0,5 botol PK dengan 1 liter air dengan menggunakan gelas ukur.
Menyiramkan larutan PK secara merata di kolam pemijahan induk dan diendapkan selama 2 hari.
Hari Ke-2
Mengontrol kualitas air di kolam pemijahan induk.
Mengontrol kolam pemijahan induk, hindari adanya kebocoran.
Hari Ke-3
Mengontrol kualitas air di kolam pemijahan induk.
Mengontrol kolam pemijahan induk, hindari adanya kebocoran.
Memasang paranet sebagai atap kolam pemijahan.
Memasukkan induk dari kolam pemberokan induk ke kolam pemijahan induk pada pukul 15:00 untuk WIB.
Memasang jaring penutup pada kolam pemijahan induk, hindari induk loncat keluar dari kolam.
Hari Ke-4
Memeriksa kolam pemijahan induk, apakah proses pemijahan telah terjadi, ditandai dengan keluarnya telur dari induk betina dan sperma dari induk jantan (seperti minyak).
Jika pemijahan telah terjadi, tangkap induk menggunakan serok dan masukkan kembali ke kolam pemberokan asalnya.
Membuang sisa-sisa sperma di atas permukaan air kolam pemijahan dengan menggunakan paralon dan kurangi air setengah dari volume air sebelumnya.
Hari Ke-5, 6, dan 7
Mengamati telur apakah sudah menetas. Membersihkan lendir di atas permukanaan air kolam pemijahan induk dengan paralon.
Pada tahap ini tidak perlu memberi pakan untuk larva sampai umur 3 hari sejak telur menetas. Kegiatan selanjutnya adalah masuk pada tahap Pendederan I dengan tetap menggunakan kolam pemijahan induk.
Sekian, selamat mencoba, dan mohon kritik dan sarannya.