
Dalam budidaya ikan, pakan merupakan komponen biaya yang cukup mahal hingga mencapai 60%–70% dari biaya operasional. Hal ini disebabkan tingginya harga bahan baku pakan yang sebagian besar diimpor. Salah satu alternatif yang biasa dilakukan untuk menurunkan harga pakan adalah mengurangi atau mengganti bahan baku impor dengan bahan baku lokal yang potensial sebagai bahan substitusi antara lain tepung ikan rucah, kepala udang, bungkil kelapa sawit, dedak, ataupun bahan limbah seperti darah hewan ternak. Di samping itu, ketersediaan bahan-bahan tersebut cukup memadai, harganya pun relatif
murah (Ahmad et al., 2000).
Bahan pakan yang berbasis laut khususnya tepung ikan memiliki peranan sangat penting sebagai sumber protein dalam pakan. Hal ini disebabkan tepung ikan mengandung protein yang tinggi dengan komposisi dan kadar asam amino esensial yang lengkap serta kandungan faktor anti nutrisinya sedikit (Allan et al., 2000). Di Indonesia diprediksikan pada tahun 2005 kebutuhan tepung ikan untuk kegiatan peternakan dan perikanan sekitar 303 ribu ton dan sebagian besar di antaranya harus diimpor (Nikijuluw, 1998; Sukadi et al., 1999).
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan tepung ikan dalam industri pakan, adalah dengan penjajakan beberapa bahan baku lokal ataupun pemanfaatan beberapa jenis limbah industri seperti pemanfaatan limbah industri cold storage, pemotongan hewan, dan penetasan ayam. Telah dilakukan beberapa kegiatan uji kecernaan dan pemanfaatan limbah tersebut dan menunjukkan hasil yang signifikan dalam mensubstitusi tepung ikan dalam pakan ikan.
Meskipun bahan dari jenis limbah ini masih dalam bentuk utuh, sehingga masih perlu diolah sampai menjadi bahan baku yang siap untuk diramu dengan bahan baku lainnya. Seperti halnya dengan pemanfaatan limbah DOC dalam pakan ikan, yang harus melalui beberapa proses seperti pembakaran, pengukusan, penjemuran, penepungan kasar, dan penepungan halus. Sehingga melalui proses tersebut dari penelitian yang dilakukan diperoleh rendemen sekitar 21,4%.
Dari hasil analisis proksimat DOC ini didapatkan protein kasar 59,2%; lemak kasar 13,2%; kadar abu 7,9%; serat kasar 1,2%; dan BETN 18,2%. Hasil uji kecernaan tepung DOC pada ikan kerapu macan adalah kecernaan bahan kering sekitar 88,2%; kecernaan protein sekitar 73,7%; dan kecernaan lemak sekitar 70%.
Sumber : http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/ma/article/view/1565/1227